Raden saleh adalah perintis seni modern. Ia di lahirkan oleh seorang ibu yang bernama raden mas adjeng zarip hoesen. Dia di lahirkan di dekat terbaya, umur 10 tahun dia dititipkan kepada pamannya yaitu bupati semarang
Kegemararannya menggambar nampak pada saat dia masih bersekolah. Keramahannya dalam bergaul membawa dia dapat mudah bergaul dengan orang belanda.
Prof. Caspar Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor sekaligus Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk Jawa dan pulau sekitarnya, menilainya pantas mendapat ikatan dinas di departemennya.
Kebetulan pula di instansi itu ada pelukis keturunan Belgia, A.A.J Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat lukisan pemandangan di Pulau Jawa untuk hiasan kantor Departemen van Kolonieen di Belanda. Payen tertarik pada bakat Raden Saleh dan lantas berinisiatif memberikan bimbingan.
Raden saleh dibantu oleh payen untuk mendalami seni rupa barat dan belajar teknik pembuatannya. Misalnya menggunakan cat minyak. Dia diajak keliling oleh payen untuk melihat pemandangan yang bisa dilukisnya.
Payen terkesan dengan bakatnya dan mengusulkan untuk belajar ke belanda yang disetujui oleh Van Der Cappelen. Capellen membiayai raden saleh belajar ke belanda
Namun, keberangkatannya itu menyandang misi lain. Dalam surat seorang pejabat tinggi Belanda untuk Departemen van Kolonieen tertulis, selama perjalanan ke Belanda Raden Saleh bertugas mengajari Inspektur Keuangan Belanda de Linge tentang adat-istiadat dan kebiasaan orang Jawa,Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu. Ini menunjukkan kecakapan lain Raden Saleh.
Raden saleh wafat pada tanggal 23 april 1880 di bogor. Dia tidak punya atau murid untuk meneruskan bakatnya. Namun hanya hasil karyanya yang tertinggal, contohnya Seorang tua dan Bola Dunia (1835), Berburu Banteng (1851), Bupati Majalengka (1852), Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857), Harimau Minum (1863) dan Perkelahian dengan Singa (1870).


Ini merupakan lukisan BERBURU Banteng. Itulah judul salah satu lukisan legendaris hasil karya Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), pelukis pribumi Indonesia yang disebut-sebut sebagai perintis aliran seni lukis modern (modern art) di tanah air
(EDITOR :FEBRIAN WN PUTRA K THORIQ M. ZIKRI A (XII IPS 3)