Awal mula masa indonesia jelita ditandai dengan datangnya para pelukis luar negeri yang sebagian menetap di indonesia untuk melukis keindahan alam indonesia . selain itu juga ditandai dengan masuknya pengaruh pengusaha dan pedagang pada masa penjajahan . pada awal abad ke – 20 banyak peminat lukisan alam di indonesia , mereka menginginkan kenang – kenangan alam indonesia berupa lukisan pemandangan alam . pada saat itu banyak pelukis yang gemar melukis pemandangan alam . para pelukis indonesia merenungi dengan tekun melukisnya . hal inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya masa indobesia jelita ( indie mooi) .

Periode masa indonesia jelita berlangsungnya pada tahun 1920 sampai 1938 .

TOKOH – TOKOH PENGGERAK
• Abdullah Suryosubroto (1878 – 1941)
• Mas Pirngadi (1875 – 1936)
• Wakidi
• Basuki Abdullah
Sanento Yuliman
• Henk Ngantung
• Lee Man Fong
• Ruddolf Bonnet
• Walter Spies
• Romuldo Locatelli
• Lee Mayer
• W G Hofker

CIRI – CIRI
• Sumber objeknya adalah keindahan alam
• Tidak mencerminkan nilai – nilai jiwa mrdeka
• Nilai spiritualnya tidak terlalu menonjol dalam tehnik melukis
• Dalam melukiskan manusia menonjolkan nada erotis
• Dalam tehnik pewrnaan pada objek alam , binatang maupun manusia lebih menyala
• Karya lukisan bersifat turistik (melukis dengan merekam langsung objek pemandangan dengan natural dan romantis)
• Melukis pemandangan dengan memperhitungkan perspektif atau ruang
• Lukisannya hanya menyenagkan secara visual dan serba indah
• Cenderung miskin kreatifitas dan kurang memahami subjek lukisnya

KARYA LUKISAN
• Danau Singkarak (Wakidi)
• Gunung Merapi (Basoeki Abdullah)
• The Day’s end mount (Abdullah SR)
• Mountain landscape (Wakidi)
• Pelabuhan Ratu (Pirngadi)
• Balik Ke Alam (Basoeki Abdullah)
• Village life in Sanur (W G Hofter)
• Balinesse legend (W Spies)
• Full moon ceremony (Arie Smith)
• Pensive young man (Rudolf Bonnet)

Village life in Sanur, W G Hofker (1902-1981)
Media : Kanvas dan cat minyak

Pada lukisan menggambarkan unsur erotis yang sangat dominan, terlihat gambaran seorang perempuan bali yang menonjolkan keindahan tubuhnya. Lukisan tersebut juga menceritakan kehidupan rakyat bali sehari-hari serta kebudayaan yang sangat kental di daerah Sanur. Pelukis W G Hofker juga memilih warna yang mencolok yaitu perpaduan antara warna jingga dengan warna hitam sehingga muncul warna merah bata yang sangat dominan. Dengan perpaduan warna tersebut dihasilkan lukisan yang realistis.

editor : ANNA DWI HAPSARI BELLA HERNAWATI RIAN DJATMOKO SYINTHIANINGRUM P SYLVIA INDRIANI ZAMRUT HIRSA XII IPA 5